Pakaian adat tradisional PakPak, yang dikenal sebagai “Merapi-api”, mencerminkan keanggunan dan kekayaan budaya desainnya yang memukau. Dibuat dengan teliti, pakaian ini memamerkan kombinasi warna hitam yang menakjubkan, yang sering dihiasi dengan sentuhan merah dan biru dongker yang mencolok. Ketiga warna ini, yang disebut benang sitellu rupa, dianggap sebagai pondasi kultural yang kuat bagi masyarakat PakPak. Setiap elemen dalam pakaian tersebut mencerminkan warisan sejarah yang kaya, dengan setiap motif dan warna memiliki makna mendalam yang memperkaya identitas budaya PakPak.


Pakaian adat “Merapi-api” bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga sebuah pernyataan tentang kebanggaan dan identitas kolektif masyarakat PakPak. Melalui pembuatan yang detail, teliti, dan desain yang unik, pakaian ini menggambarkan keindahan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan mengenakan pakaian ini, masyarakat PakPak merayakan warisan budaya mereka dengan bangga, serta memelihara tradisi yang telah ada selama berabad-abad.


Selain sebagai simbol identitas budaya, pakaian adat “Merapi-api” juga berfungsi sebagai sarana untuk menjaga hubungan sosial dan memperkuat solidaritas antar-anggota komunitas PakPak. Setiap motif dan warna dalam pakaian ini memiliki cerita yang dalam, yang dapat memperkuat ikatan emosional antar-individu dan mengukuhkan rasa persatuan dalam keberagaman. Dengan mengenakan pakaian adat ini, masyarakat PakPak merayakan keindahan dan nilai-nilai kebersamaan kekeluargaan yang menjadi bagian integral dari budaya mereka.

Dengan keanggunan dan kekayaan budaya yang tercermin dalam setiap jahitan dan motifnya, pakaian adat “Merapi-api” menjadi pilar penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Pak-Pak. Pakaian ini juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menjaga dan memperkaya warisan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dengan demikian, pakaian adat “Merapi-api” menjadi simbol identitas budaya, yang mencerminkan kekuatan dan keberlanjutan warisan budaya yang tak ternilai harganya.


Penulis: CJC01 Appuria Rotua Marpaung dan Parto Anggita Simanihuruk